Selasa, 18 Juni 2013

DRESTARASTA




            Prabu Drestarasta atau disebut juga Raden Kuru adalah raja di Negara Astina menggantikan adiknya (Prabu Pandu) yang wafat, karena  putra pertama Pandu, yaitu Raden Puntadewa masih belum cukup dewasa untuk menggantikan kedudukan ayahnya. Prabu Drestarasta walaupun buta, sangat sakti karena mempunyai aji lebur sakethi, yang dapat mengahancurleburkan apapun yang dikehendakinya.
            Permaisurinya bernama Dewi Gendari, yang kemudian memberinya seratus putra. Sembilan puluh  putra dan seorang putri. para putra-putri Prabu Drestarasta tersebut dikenal dengan sebutan Kurawa, yang bermakna harafiah putra ‘kuru’. Putra pertamanya yaitu Raden Kurupati/ Suyudana/ Duryudana, sedangkan putri bungsunya bernama Dewi Dursilawati.
            Para Kurawa berwatak serakah, jahat dan mengumbar hawa nafsu. Watak angkara murka tersebut sebetulnya sudah ditiupkan oleh ibundanya sendiri, Dewi Gendari. Penyebabnya adalah sakit hati ketika cintanya ditolak oleh Prabu Pandhu yang merupakan  adik iparnya sendiri. Karenanya, Dewi Gendari bersumpah bahwa akan selamanya menjadi musuh bebuyutan dengan semua keturunan Prabu Pandhu. Sumpah tersebut dibuktikan dengan mendidik putra-putranya membenci dan bermusuhan dengan Pandhawa semenjak mereka masih kecil
            Sebenarnya para Pandhawa selalu berusaha menahan diri dengan segala tingkah polah Kurawa yang sering kelewat batas. Hal itu karena mereka selalu dididik untuk menjadi seorang ksatria yang berwatak mulia. Tetapi pertikaian tidak dapat terelakkan ketika Kurupati, putra pertama Prabu Drestarasta meminta untuk dinobatkan sebagai raja Astina menggantikan ayahnya. Prabu Drestarasta menolak karena Astina adalah hak para Pandhawa. Sementara Dewi Gendari sang ibu dan Patih Sengkuni (adik Dewi Gendari) adalah pendukung utama para Kurawa. Akhirnya, habis juga kesabaran para Pandhawa menghadapi ulah saudara sepupunya itu. Merasa selalu diperlakukan tidak adil dan merampas hak-hak Pandhawa, menjadikan perang Baratayuda terjadi juga.  Baratayuda dari kata barata dan yuda. Yuda berate perang; Barata merupakan  keturunan Barata (Pandu dan Drestarata).
            Telah  menjadi hukum alam, siapa yang baik akhirnya akan menjadi pemenang. Dan bisa ditebak kalau Pandhawa lah yang bisa memenangkan pertandingan, walaupun harus ditebus dengan banyak darah dan air mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar