Jumat, 21 Juni 2013

Sekilas Pawarta Siswa

Ini adalah salah satu contoh karya siswa-siswa kreatif , mencoba mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat, dilihat, ataupun didengar. Berlatih menjadi pembaca berita, reporter, kameramen maupun narasumber akan menjadi mengasyikkan.........
kalau ada sedikit kesalahan, wajar donk...namanya juga masih belajar. Yang tidak wajar kalau tidak pernah mau mencoba......
 


Selasa, 18 Juni 2013

DRESTARASTA




            Prabu Drestarasta atau disebut juga Raden Kuru adalah raja di Negara Astina menggantikan adiknya (Prabu Pandu) yang wafat, karena  putra pertama Pandu, yaitu Raden Puntadewa masih belum cukup dewasa untuk menggantikan kedudukan ayahnya. Prabu Drestarasta walaupun buta, sangat sakti karena mempunyai aji lebur sakethi, yang dapat mengahancurleburkan apapun yang dikehendakinya.
            Permaisurinya bernama Dewi Gendari, yang kemudian memberinya seratus putra. Sembilan puluh  putra dan seorang putri. para putra-putri Prabu Drestarasta tersebut dikenal dengan sebutan Kurawa, yang bermakna harafiah putra ‘kuru’. Putra pertamanya yaitu Raden Kurupati/ Suyudana/ Duryudana, sedangkan putri bungsunya bernama Dewi Dursilawati.
            Para Kurawa berwatak serakah, jahat dan mengumbar hawa nafsu. Watak angkara murka tersebut sebetulnya sudah ditiupkan oleh ibundanya sendiri, Dewi Gendari. Penyebabnya adalah sakit hati ketika cintanya ditolak oleh Prabu Pandhu yang merupakan  adik iparnya sendiri. Karenanya, Dewi Gendari bersumpah bahwa akan selamanya menjadi musuh bebuyutan dengan semua keturunan Prabu Pandhu. Sumpah tersebut dibuktikan dengan mendidik putra-putranya membenci dan bermusuhan dengan Pandhawa semenjak mereka masih kecil
            Sebenarnya para Pandhawa selalu berusaha menahan diri dengan segala tingkah polah Kurawa yang sering kelewat batas. Hal itu karena mereka selalu dididik untuk menjadi seorang ksatria yang berwatak mulia. Tetapi pertikaian tidak dapat terelakkan ketika Kurupati, putra pertama Prabu Drestarasta meminta untuk dinobatkan sebagai raja Astina menggantikan ayahnya. Prabu Drestarasta menolak karena Astina adalah hak para Pandhawa. Sementara Dewi Gendari sang ibu dan Patih Sengkuni (adik Dewi Gendari) adalah pendukung utama para Kurawa. Akhirnya, habis juga kesabaran para Pandhawa menghadapi ulah saudara sepupunya itu. Merasa selalu diperlakukan tidak adil dan merampas hak-hak Pandhawa, menjadikan perang Baratayuda terjadi juga.  Baratayuda dari kata barata dan yuda. Yuda berate perang; Barata merupakan  keturunan Barata (Pandu dan Drestarata).
            Telah  menjadi hukum alam, siapa yang baik akhirnya akan menjadi pemenang. Dan bisa ditebak kalau Pandhawa lah yang bisa memenangkan pertandingan, walaupun harus ditebus dengan banyak darah dan air mata.

PANDU DEWANATA


            Raden Pandu adalah putra Prabu Kresna Dwipayana atau Prabu Abiyasa dengan Dewi Ambalika. Dinamakan Pandu karena dia terlahir dalam kondisi pucat wajahnya. Saudara kandungnya bernama Raden Drestarasta dan Raden Yamawidura.
            Ketika  Raden Pandu lahir, Kahyangan Jonggringsalaka diserang ratu raksasa dari Negara Kiskendha, Prabu Nagapaya. Para dewa terdesak kalah, hingga kemudian Bathara Guru mempunyai wawasan bahwa yang bisa menentramkan kondisi kahyangan kembali seperti sedia kala adalah putra Prabu Abyasa yang masih dalam kandungan sang ibu, Dewi Ambalika. Akhirnya dengan kehendak dewa, sang bayi lahir dan kemudian dibawa ke kahyangan. Oleh Bathara Guru, sang bayi diberi kesaktian berupa aji Simbarinten dan aji Lindhupanon di telapak tangan dan kirinya. Alhasil, sang jabang bayi yang diberi nama Pandhu Dewayana atau Raden Gandawaktra itu bisa mengalahkan Prabu Nagapaya dan pasukannya, sehingga kahyangan kembali tentram.
            Atas jasanya  tersebut, Raden Pandhu disabda oleh Bathara Guru bahwa kelak Pandhu akan menurunkan trah raja-raja serta akan mendapat kesaktian yang tiada duanya. Selain itu, Pandhu juga akan dianugrahi mahkota raja emas berliyan, cupu, panah Rodha Dhadhali dan sebutan/ gelar Dewanata, yang kelak akan dipakai ketika menjadi raja, sehingga namanya menjadi Pandhu Dewanata.
            Prabu Pandu mempunyai lima putra. Dari perkawinannya dengan Dewi Kunti, mempunyai tiga putra yaitu Raden Puntadewa, Werkudara dan Arjuna. Sedangkan dengan istri yang lain Pandu mempunyai sepasang anak kembar, yang bernama Nakula dan Sadewa. Walaupun berbeda ibu, kelimanya selalu rukun dan saling mengasihi. Kelima putra Pandhu tersebut sering disebut dengan nama Pandhawa.
            Tetapi, kebersamaan dan keharmonisan keluarga Pandhu terusik dengan keserakahan saudaranya sendiri, yaitu putra-putra dari Prabu Drestarastra yang merupakan kakak dari ayahnya sendiri.