kalau ada sedikit kesalahan, wajar donk...namanya juga masih belajar. Yang tidak wajar kalau tidak pernah mau mencoba......
Jumat, 21 Juni 2013
Sekilas Pawarta Siswa
kalau ada sedikit kesalahan, wajar donk...namanya juga masih belajar. Yang tidak wajar kalau tidak pernah mau mencoba......
Selasa, 18 Juni 2013
DRESTARASTA
Prabu
Drestarasta atau disebut juga Raden Kuru adalah raja di Negara Astina
menggantikan adiknya (Prabu Pandu) yang wafat, karena putra pertama Pandu, yaitu Raden Puntadewa
masih belum cukup dewasa untuk menggantikan kedudukan ayahnya. Prabu
Drestarasta walaupun buta, sangat sakti karena mempunyai aji lebur sakethi, yang dapat mengahancurleburkan apapun yang dikehendakinya.
Permaisurinya
bernama Dewi Gendari, yang kemudian memberinya seratus putra. Sembilan
puluh putra dan seorang putri. para
putra-putri Prabu Drestarasta tersebut dikenal dengan sebutan Kurawa,
yang bermakna harafiah putra ‘kuru’.
Putra pertamanya yaitu Raden Kurupati/ Suyudana/ Duryudana,
sedangkan putri bungsunya bernama Dewi Dursilawati.
Para
Kurawa berwatak serakah, jahat dan mengumbar hawa nafsu. Watak angkara murka
tersebut sebetulnya sudah ditiupkan oleh ibundanya sendiri, Dewi Gendari. Penyebabnya
adalah sakit hati ketika cintanya ditolak oleh Prabu Pandhu yang
merupakan adik iparnya sendiri.
Karenanya, Dewi Gendari bersumpah bahwa akan selamanya menjadi musuh bebuyutan
dengan semua keturunan Prabu Pandhu. Sumpah tersebut dibuktikan dengan mendidik
putra-putranya membenci dan bermusuhan dengan Pandhawa semenjak mereka
masih kecil
Sebenarnya
para Pandhawa selalu berusaha menahan diri dengan segala tingkah polah Kurawa
yang sering kelewat batas. Hal itu karena mereka selalu dididik untuk menjadi
seorang ksatria yang berwatak mulia. Tetapi pertikaian tidak dapat terelakkan
ketika Kurupati, putra pertama Prabu Drestarasta meminta untuk dinobatkan
sebagai raja Astina menggantikan ayahnya. Prabu Drestarasta menolak karena
Astina adalah hak para Pandhawa. Sementara Dewi Gendari sang ibu dan Patih
Sengkuni (adik Dewi Gendari) adalah pendukung utama para Kurawa.
Akhirnya, habis juga kesabaran para Pandhawa menghadapi ulah saudara sepupunya
itu. Merasa selalu diperlakukan tidak adil dan merampas hak-hak Pandhawa,
menjadikan perang Baratayuda terjadi juga.
Baratayuda dari kata barata dan yuda. Yuda berate perang; Barata
merupakan keturunan Barata (Pandu dan
Drestarata).
Telah menjadi hukum alam, siapa yang baik akhirnya
akan menjadi pemenang. Dan bisa ditebak kalau Pandhawa lah yang bisa
memenangkan pertandingan, walaupun harus ditebus dengan banyak darah dan air
mata.
PANDU DEWANATA
Raden Pandu adalah putra Prabu
Kresna Dwipayana atau Prabu Abiyasa dengan Dewi Ambalika. Dinamakan
Pandu karena dia terlahir dalam kondisi pucat wajahnya. Saudara kandungnya
bernama Raden Drestarasta dan Raden Yamawidura.
Ketika Raden Pandu lahir, Kahyangan Jonggringsalaka
diserang ratu raksasa dari Negara Kiskendha, Prabu Nagapaya. Para dewa
terdesak kalah, hingga kemudian Bathara Guru mempunyai wawasan bahwa
yang bisa menentramkan kondisi kahyangan kembali seperti sedia kala adalah
putra Prabu Abyasa yang masih dalam kandungan sang ibu, Dewi Ambalika. Akhirnya
dengan kehendak dewa, sang bayi lahir dan kemudian dibawa ke kahyangan. Oleh Bathara
Guru, sang bayi diberi kesaktian berupa aji
Simbarinten dan aji Lindhupanon di
telapak tangan dan kirinya. Alhasil, sang jabang bayi yang diberi nama Pandhu
Dewayana atau Raden Gandawaktra itu bisa
mengalahkan Prabu Nagapaya dan pasukannya, sehingga kahyangan kembali tentram.
Atas
jasanya tersebut, Raden Pandhu disabda
oleh Bathara Guru bahwa kelak Pandhu akan menurunkan trah raja-raja serta akan
mendapat kesaktian yang tiada duanya. Selain itu, Pandhu juga akan dianugrahi
mahkota raja emas berliyan, cupu, panah
Rodha Dhadhali dan sebutan/ gelar Dewanata,
yang kelak akan dipakai ketika menjadi raja, sehingga namanya menjadi Pandhu
Dewanata.
Prabu
Pandu mempunyai lima putra. Dari perkawinannya dengan Dewi Kunti, mempunyai
tiga putra yaitu Raden Puntadewa, Werkudara dan Arjuna. Sedangkan dengan
istri yang lain Pandu mempunyai sepasang anak kembar, yang bernama Nakula
dan Sadewa.
Walaupun berbeda ibu, kelimanya selalu rukun dan saling mengasihi. Kelima putra
Pandhu tersebut sering disebut dengan nama Pandhawa.
Tetapi,
kebersamaan dan keharmonisan keluarga Pandhu terusik dengan keserakahan
saudaranya sendiri, yaitu putra-putra dari Prabu Drestarastra yang merupakan
kakak dari ayahnya sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)